Powered by Blogger.

10 Langkah Menyambut Ramadhan

Written By Yayasan Peduli Remaja Mentari on Monday, July 16, 2012 | 16:47



Apabila kita akan menyambut tamu, kita akan berusaha menyiapkan penyambutan tamu tersebut dengan sebaik-baiknya, dengan memperindah pemandangan yang ada di rumah, mengumpulkan seluruh keluarga dan menyiapkan berbagai macam hidangan. Terlebih kalau tamu tersebut adalah tamu yang sangat kita hormati, maka persiapan yang kita lakukanpun akan semakin besar dan optimal. Beberapa pekan lagi tamu yang agung akan datang menghampiri kita yaitu Bulan suci Ramadhan. Kita sebagai orang beriman tidak boleh menyia-nyiakan musim ketaatan ini, karena Allah menyuruh kita untuk berlomba-lomba menyambut dan mengisinya ”dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS.Muthaffifin:26). kemudian bagaimana kita menyambutnya?

Paling tidak ada 10 langkah yang harus kita lakukan dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan :

Pertama, berdoa agar Allah kembali memberikan kesempatan kepada kita bertemu dengan bulan Ramadhan dalam kondisi sehat wal afiat, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah baik puasa, shalat, tilawah dan dzikir. Dari Anas bin Malik ra berkata, Bahwa Rasulullah saw apabila masuk bulan Rajab beliau selalu berdoa ”Allahuma Bariklana fi Rajab wa Sya’ban wa balighna Ramadhan” artinya ” Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan sya’ban dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan” (HR.Ahmad dan Tabrani, statusnya dhaif).Dan para salaf shaleh selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadhan, dan berdoa agar Allah menerima amal mereka, apabila telah masuk awal Ramadhan mereka berdoa kepada Allah ”Allahu akbar, Allahuma Ahillahu ‘alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wa taufik lima tuhibbuhu wa tardha” artinya Ya Allah karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan dan keislaman dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhoi”.

Kedua, bersyukur dan memuji Allah atas karunia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi –Rahimahullah- dalam kitab adzkarnya berkata ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur, dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya”. Dan diantara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah & ketaatan. Maka ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat maka kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah.

Ketiga, bergembira dengan kedatangan Bulan Ramadhan. Rasulullah SAW selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan, sebagaimana dalam sebuah hadits “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa, pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka” (HR.Ahmad). Dan para salafus saleh sangat memperhatikan bulan Ramadhan, mereka sangat gembira dengan kedatangannya, karena tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadhan, karena bulan tersebut adalah bulan kebaikan dan turunnya rahmat.

Keempat, merancang agenda-agenda ukhrawi yang tepat agar mendapatkan manfaat bulan Ramadhan. Karena banyak diantara kaum muslimin hanya merencanakan agenda yang bersifat duniawi dengan sangat detil, tapi melupakan agenda-agenda yang bersifat ukhrawi. Ini merupakan gambaran bahwa kaum muslimin kurang memperhatikan waktu-waktu yang berharga dalam memperbaiki hubungan dengan Allah untuk membersihkan dirinya. Dan diantara agenda yang dapat dilaksanakan yaitu memanfaatkan Ramadhan dengan program-program ketaatan yang teratur dan terarah.

Kelima, bertekad mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahkannya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (QS.Muhamad (47) : 21)

Keenam, mengerti dan memahami hukum-hukum Ramadhan. Wajib bagi setiap mukmin dalam menyembah Allah dilandasi dengan ilmu. Tidak ada alasan bagi setiap mukmin tidak mengetahui ilmu yang berkenaan dengan hal-hal yang telah diwajibkan kepadanya. Diantaranya adalah puasa Ramadhan, maka wajib untuk diketahui ilmu dan hukumnyanya sebelum Ramadhan datang, agar puasanya benar dan diterima oleh Allah. “maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.(QS.Al Anbiya’ (21) : 7)

Ketujuh, menyambut Ramadhan dengan diiringi tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan – kebiasaan buruk dan bertaubat secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Dan bertekad meninggalkannya disertai dengan penyesalan. Ramadhan merupakan bulan taubat, kalau bukan di bulan Ramadhan, kapan lagi kita bertaubat? Firman Allah “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS.An Nuur (24) : 31).

Kedelapan, Mempersiapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan dan penelaahan melalui buku serta artikel. Juga dengan menghadiri majlis ilmu yang membahas tentang keutamaan puasa serta hukum dan hikmahnya. Sehingga secara kejiwaan kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan. Rasulullah selalu memberikan semangat kepada para shahabat setiap penghujung Sya’ban dan menjelang Ramadhan tiba.

Kesembilan, Mempersiapkan diri untuk berdakwah dengan langkah sebagai berikut:
1. Menulis catatan kecil untuk disampaikan dalam kultum
2. Membagikan buku-buku saku yang berisi nasehat,keutamaan puasa.
3. Memberikan hadiah Ramadhan
4. Mengingatkan kaum muslimin untuk lebih peduli dengan kaum fuqara.

Kesepuluh, Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih:
1. Kepada Allah dengan taubat yang jujur..
2. Kepada Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan mentaati apa yang diperintahkaan dan menjauhi apa yang dilarang.
3. Kepada Orang tua, karib kerabat serta anak dan istri dengan menyambung silaturrahmi.
4. Dengan masyarakat yang kita hidup bersama dengan mereka agar kita menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi mereka “Khairun naas anfauuhum linnas” Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia.

Beginilah bumi yang kering menyambut turunnya hujan, baginilah seorang yang sedang sakit menyambut datangnya dokter dan beginilah seorang menunggu kekasihnya yang sudah lama ditunggu – tunggu kedatangannya.Wallahu A’lam bish Shawab. (fimadani.com)

0 comments:

Post a Comment